Asesmen Pendidikan Anak
A.
Latar belakang
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak.[1]
Penilaian hasil kegiatan belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau dan
membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar siswa secara
berkesinambungan.[2]
Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan wali siswa dapat memperoleh
informasi tentang capaian perkembangan untuk menggambarkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam
konteks pendidikan berdasarkan standar, kurikulum berdasarkan kompetensi, dan
pendekatan belajar berkelanjutan, penilaian proses dan hasil belajar memberi
gambaran tentang tingkat pencapaian perkembangan anak yang diwujudkan dalam
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.[3]
Penilaian sebagai salah satu komponen kegiatan belajar/pembelajaran
yang berfungsi memberikan informasi tentang kegiatan apa yang telah dilalui
anak, bagaimana kegiatan tersebut telah dilakukan dan kegiatan apalagi yang
mungkin akan dilakukan. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk
menentukan ketercapaian setiap anak dalam mengikuti kegiatan pelaksanaan
program dan keberhasilan dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan informasi
tersebut, guru menentukan kegiatan belajar berikutnya baik untuk semua anak maupun
untuk anak secara individu. Ini berarti, penilaian merupakan komponen yang
tidak kalah pentingnya dibanding dengan komponen lainnya seperti langkah
kegiatan, tema dan subtema kegiatan, media dan pelaksanaan program.[4]
Melihat begitu pentingnya komponen penilaian dalam kegiatan belajar
bagi anak usia dini (TK/RA/KB), maka guru harus benar-benar mencermati komponen
penilaian seperti halnya komponen kegiatan lainnya. Guru harus memahami konsep penilaian
dalam kegiatan pelaksanaan program. Guru juga harus dapat menetapkan kapan saat
yang tepat untuk melaksanakan penilaian, bagaimana caranya, dan alat apa yang paling
tepat digunakan untuk melakukan penilaian. Maka dalam makalah ini akan
diuraikan mengenai bagaimana cara penilaian perkembangan seni pada anak usia
dini.
B.
Rumusan masalah
Untuk rumusan masalah dengan judul Penilaian Perkembangan Seni Anak
Usia Dini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah gambaran
sekilas tentang pentingnya pengembangan bidang seni di TK ?
2.
Apa saja aspek penting dalam pembelajaran seni di TK ?
3.
Bagaimana
peran motorik halus dalam pengembangan keterampilan seni pada anak ?
4.
Bagaimana
pengembangan pembelajaran seni di TK ?
5.
Bagaimana
gambaran tingkat pencapaian perkembangan seni AUD ?
6.
Bagaimana teknik
penilaian perkembangan seni pada AUD ?
7.
Bagaimana
prosedur penilaian perkembangan seni pada AUD ?
8.
Bagaimana cara
pencatatan penilaian perkembangan seni AUD ?
C.
Tujuan
penulisan
1.
Untuk
mengetahui bagaimanakah gambaran sekilas tentang pentingnya pengembangan bidang
seni di TK.
2.
Untuk
mengetahui apa saja aspek penting dalam pembelajaran
seni di TK.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana peran motorik halus dalam pengembangan keterampilan seni
pada anak.
4.
Untuk
mengetahui bagaimana pengembangan pembelajaran seni
di TK.
5.
Untuk
mengetahui bagaimana gambaran
tingkat pencapaian perkembangan seni AUD.
6.
Untuk
mengetahui bagaimana teknik penilaian perkembangan seni pada AUD.
7.
Untuk
mengetahui bagaimana prosedur penilaian perkembangan seni pada AUD.
8.
Untuk
mengetahui bagaimana cara pencatatan penilaian perkembangan seni AUD.
Deskripsi Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini
A.
Pentingnya
Pengembangan Bidang Seni di TK
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk estetis,
makhluk yang mempunyai perasaan dan kemampuan untuk menghayati keindahan dengan
perasaan yang dimiliki.[5]
Demikian juga anak usia prasekolah, mempunyai kemampuan menghayati dan merespon
berbagai hal yang dialami dan dihadapi dengan perasaannya dengan caranya
sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kemampuan sebagaimana
digambarkan di atas tidak langsung dimiliki oleh anak sebagai kemampuan yang
tinggal menerapkan melainkan diperoleh melalui belajar dari
lingkungannya.[6]
Atas dasar paparan di atas itulah maka upaya
pengembangan kemampuan anak sebagai makhluk estetis harus dilakukan. Untuk itu
proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan penuh kepada para peserta didik
untuk mengembangkan kemampuannya sebagai makhluk estetis dan mengekspresikannya
dalam berbagai cara dan media kreatif. Untuk perkembangan estetika anak usia
dini akan berjalan beriringan dengan skil-skil teknis mereka.[7]
B.
Aspek
Penting Dalam Pembelajaran Seni di TK
Pembelajaran seni dan kreativitas sangat menekankan
pada aspek eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi pada anak usia dini. [8]
1.
Eksplorasi
Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran
untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah
dimiliki oleh anak.[9] Pengembangan kemampuan
bereksplorasi pada anak Taman Kanak-kanak dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut:
a.
Agar
anak dapat melakukan observasi, mengeksplorasi alam semesta dan diri manusia.
b.
Agar
anak dapat mengeksplorasi elemen-elemen dari seni dan musik.
c.
Agar
anak dapat mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam
mengerjakan sesuatu, dan lain-lain.
Pengembangan kemampuan bereksplorasi dapat dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:[10]
1.
Melihat
lingkungan dan bagian-bagiannya.
2.
Menggambar
objek tertentu berdasarkan observasi yang dilakukannya.
3.
Memperhatikan
dan menggunakan jenis garis, warna, bentuk, dan bagian-bagian untuk membuat
gambar.
4.
Mengatur
tinggi/rendah, cepat/lambat, keras/pelan pada vokal pembicaraan atau lagu.
5.
Menyadari
akan perasaan hati dan ide yang digambarkan melalui objek, gambar, dan musik.
6.
Mengeksplorasi
suara dengan instrument yang berbeda dan benda-benda yang lain.
7.
Menunjukkan
ketertarikannya pada bunyi musik instrumental.
8.
Tanggap
terhadap ritme, melodi, bunyi, dan bentuk musik melalui gerak yang kreatif,
seperti tari dan drama.
2.
Ekspresi.
Kemampuan berekspresi anak usia prasekolah harus
dilakukan dengan tujuan:
a.
Agar
anak dapat mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalamannya
menggunakan jenis media musik dan gerak.
b.
Agar
anak mengalami peningkatkan dalam rasa percaya diri dalam mengekspresikan
kreasi mereka sendiri.[11]
Pengembangan kemampuan berekspresi dapat dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan tindakan-tindakan
antara lain sebagai berikut.[12]
1.
Mengekspresikan
apa yang mereka lihat, pikirkan, dan rasakan tentang ragam seni.
2.
Membangun
pemahaman dan pengalaman mereka dari dunia mereka melalui seni.
3.
Mengekspresikan
pikiran dan perasaan melalui kegiatan menggambar.
4.
Menggunakan
materi lunak untuk model dan gambar objek.
5.
Bernyanyi
lagu sederhana.
6.
Mengeksplorasi
jenis gerak tubuh dan ekspresi dengan drama.
3.
Apresiasi.
Kemampuan apresiasi harus dikembangkan, dengan tujuan
agar anak dapat menilai dan menghargai pengalaman berkesenian dan karya seni
mereka. Kegiatan-kegitan yang dapat dilakukan berkenaaan dengan pencapaian
tujuan tersebut antara lain dengan menyajikan berbagai hasil karya dan
pertunjukkan kesenian seperti seni, musik, tari, lukis, atau bidang seni lainnya kepada
anak disertai dengan penjelasan-penjelasannya.[13]
C.
Peran
Motorik Halus Dalam Pengembangan Keterampilan Seni Pada Anak
Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil.[14]
Atau ada juga yang memaknainya sebagai keterampilan motorik yang melibatkan
gerakan yang yang lebih diatur dengan halus.[15]
Berkaitan dengan itu, maka perkembangan kemampuan seni anak tidak terlepas dari
kemampuan motorik halusnya.[16]
Kemampuan anak dalam menggambar, menari, memainkan alat musik, sulit untuk
berkembang jika anak mengalami masalah berkenaan dengan perkembangan motorik
halusnya. Oleh karena itu, bisa dinyatakan bahwa pengembangan motorik halus
anak merupakan dasar untuk pengembangan kemampuan seni anak. Ada beberapa
prinsip berkenaan dengan pengembangan motorik halus anak usia TK dalam
kaitannya dengan keterampilan seninya, yaitu:[17]
1.
Memberikan
kebebasan ekspresi pada anak.
2.
Melakukan
pengaturan waktu, tempat, dan media agar dapat merangsang anak untuk menjadi
kreatif.
3.
Memberikan
bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik yang baik dalam melakukan kegiatan
dengan berbagai media.
4.
Menumbuhkan
keberanian anak dengan menghindari pemberian petunjuk yang menghambat inisiatif
anak.
5.
Membimbing
anak sesuai dengan kemampuan dan tarap perkembangnnya.
6.
Menciptakan
suasana yang dapat membuat anak merasa senang.
7.
Melakukan
pengawasan menyeluruh terhadap semua kegiatan yang dilakukan anak.
D.
Pengembangan
Pembelajaran Seni di TK
Pengembangan pembelajaran seni di Taman Kanak-kanak
merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang
dipersiapakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. Ada 7 fungsi dari pengembangan seni untuk
anak, yaitu:[18]
1.
Melatih
ketelitian dan kerapian anak
2.
Mengembangkan
fantasi dan kreativitas anak
3.
Melatih
motorik halus anak.[19]
4.
Memupuk
pengamatan, pendengaran, dan daya cipta anak
5.
Mengembangkan
perasaan estetika, dan menghargai hasil karya anak lain
6.
Mengembangkan
imajinasi anak dan dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri.[20]
7.
Mengenalkan
cara mengekspresikan diri dengan menggunakan teknik yang telah dikuasai oleh
anak.
E.
Gambaran
Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni AUD
Standar Isi Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni Anak Usia
Dini.[21]
Lingkup Perkembangan
|
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
|
||||
Usia 3 bulan
|
Usia 3-6 bulan
|
Usia 6-9 bulan
|
Usia 9-12 bulan
|
||
Seni
A.
Mampu
membedakan antara bunyi dan suara |
Menoleh pada berbagai suara musik atau bunyi-bunyian
dengan irama
teratur |
Mendengarkan
berbagai jenis musik atau bunyi-bunyian dengan irama yang teratur. |
Melakukan tepuk tangan sederhana
dengan irama tertentu. |
Menggerakkan
tubuh ketika mendengarkan musik. |
|
Memainkan alat permainan yang mengeluarkan bunyi
|
|||||
Menjatuhkan benda untuk didengar
suaranya |
Tertarik dengan
mainan yang mengeluarkan bunyi |
||||
B.
Tertarik
dengan suara atau musik. |
Mendengar, menoleh,atau memperhatikan musik atau suara
dari
pembicaraan orang tua/orang di sekitarnya. |
Memperhatikan
orang berbicara. |
Anak tertawa ketika
diperlihatkan stimulus yang lucu/aneh. |
Memukul benda dengan irama teratur.
|
|
Memalingkan
kepala mengikuti suara orang. |
Merespon bunyi atau
suara dengan gerakan tubuh(misal:bergoyang-goyang) dengan ekspresi wajah yang sesuai |
Bersuara mengikuti
irama musik atau lagu |
|||
Memperhatikan
jika didengarkan irama lagu dari mainan yang bersuara. |
|||||
|
|
||||
Melihat obyek yang
diatasnya |
Mengikuti irama
lagu dengan suaranya secara sederhana. |
||||
Mengamati obyek
yang berbunyi di sekitanya. |
|||||
C.
Tertarik
dengan berbagai macam karya seni |
Melihat ke gambar atau
benda yang ditunjukkan 30 cm dari wajahnya |
Menoleh atau
memalingkan wajah secara spontan ketika ditunjukkan foto/gambar/cermin dan berusaha menyentuh |
Berusaha memegang
benda, alat tulis yang diletakkan dihadapannya |
Mencoret di atas media
(misal: kertas, tembok)
|
Lingkup Perkembangan
|
Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak
|
||
Usia 12-18
bulan
|
Usia 18-24
bulan
|
||
Seni
A.
Anak
mampu
membedakan antara bunyi dan suara |
Bisa menyanyikan lagu hanya kata terakhir
(misalnya,“burung kakak
...” anak hanya menyebutkan kata “tua”). |
Anak mengenali musik dari program audio
visual yang disukai (radio, TV, komputer, laptop). |
|
Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama.
|
|||
Merespon berbagai macam suara orang terdekat, musik,
atau lagu dengan menggoyangkan badan.
|
Secara berulang bermain dengan alat permainan yang
mengeluarkan suara.
|
||
Anak tertawa
saat mendengar humor yang lucu.
|
|||
Mengetahui suara binatang.
|
|||
Paham adanya perbedaan
suara/bahasa orang di sekitarnya (terutama ibu dan orang terdekatnya). |
|||
B.
Tertarik
dengan
musik, lagu,atau nada bicara |
Menirukan bunyi, suara, atau musik dengan irama yang
teratur
|
Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan
birama.
|
|
Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu
balonku, bintang kecil, burung kakak tua). |
|||
Meniru suara binatang.
Menunjukkan
suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah
|
|||
C.
Tertarik
dengan karya seni dan mencoba membuat suatu gerakan yang menimbulkan bunyi
|
Mencoret – coret.
|
Menggambar dari beberapa garis.
|
|
Mengusap dengan tangan pada kertas/kain dengan
menggunakan berbagai media (misal, media bubur aci berwarna, cat air)
|
|||
Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk
bulat atau lonjong) dari plastisin. |
|||
Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model.
|
|||
Bertepuk tangan dengan pola sederhana
|
|||
Lingkup
perkembangan
|
Usia
2-3 tahun
|
Usia
3-4 tahun
|
|
Seni
A.
Anak
mampu
membedakan antara bunyi dan suara. |
Memperhatikan dan mengenali suara
yang bernyanyi atau berbicara |
Mengenali berbagai macam suara dari kendaraan.
|
|
Meminta untuk diperdengarkan lagu favorit secara
berulang
|
|||
B.
Tertarik
dengan
kegiatan musik, gerakan orang, hewan maupun tumbuhan |
Menyanyi sampai tuntas dengan irama yang benar
(nyanyian pendek atau 4 bait).
|
Mendengarkan atau menyanyikan lagu.
|
|
Menggerakkan tubuh sesuai irama.
|
|||
Menyanyikan lebih dari 3 lagu dengan irama yang yang
benar sampai tuntas (nyanyian pendek
atau 4 bait). |
Bertepuk tangan sesuai irama musik.
|
||
Meniru aktivitas orang baik secara langsung maupun
melalui media. (misal, cara minum/cara bicara/perilaku seperti ibu).
Bertepuk tangan dengan pola yang berirama (misalnya
bertepuk tangan sambil mengikuti irama nyanyian)
|
|||
Bersama teman-teman menyanyikan lagu.
|
|||
Bernyanyi mengikuti irama dengan bertepuk tangan atau
menghentakkan kaki.
|
|||
Meniru gerakan berbagai binatang.
|
|||
Paham bila orang terdekatnya (ibu) menegur.
|
|||
Mencontoh gerakan orang lain.
|
|||
Bertepuk
tangan sesuai irama
|
|||
Lingkup
perkembangan
|
Usia
4-5 tahun
|
Usia
5-6 tahun
|
|
Seni
A.
Anak
mampu menikmati berbagai alunan lagu atau suara
|
Senang mendengarkan berbagai macam musik atau lagu
kesukaannya.
|
Anak bersenandung atau bernyanyi sambil mengerjakan
sesuatu.
|
|
Memainkan alat musik/instrumen/benda yang dapat membentuk
irama yang teratur
|
Memainkan alat musik/instrumen/benda
bersama teman |
||
B.
Tertarik
dengan
kegiatan seni |
Memilih jenis lagu yang disukai.
|
Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar.
|
|
Bernyanyi sendiri.
|
Menggunakan berbagai macam alat musik
tradisional maupun alat musik lain untuk menirukan suatu irama atau lagutertentu. |
||
Menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan
dalam sebuah peran
|
|||
Membedakan peran fantasi dan kenyataan.
|
Bermain drama sederhana.
|
||
Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam.
|
|||
Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi
dalam
|
|||
Melukis dengan berbagai cara dan objek.
|
|||
Membuat karya seperti bentuk
sesungguhnya dengan berbagai bahan (kertas, plastisin, balok, dll) |
|||
menceritakan suatu cerita.
|
|||
Mengekspresikan gerakan dengan irama yang bervariasi.
|
|||
Menggambar objek di sekitarnya.
|
|||
Membentuk berdasarkan objek yang dilihatnya (missal, dengan
plastisin,tanah liat)
|
C.
Teknik
Penilaian Perkembangan Seni Pada Anak Usia Dini
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan seni anak usia dini. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan perkembangan dan pertumbuhan anak dalam
seni yang mana hal itu merujuk kepada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh anak. Diantara teknik penilaiannya adalah:
1.
Observasi
(pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan proses pengumpulan data dengan
menggunakan alat indra atau secara langsung dengan cara mengamati kegiatan
peserta didik.[22]
Dalam rangka penilaian perkembangan seni pada anak usia dini, observasi bisa dilakukan
dengan bantuan pencatatan secara sistematik gejala-gejala tingkah laku yang
tampak dalam perkembangan seni pada anak usia dini. Pada dasarnya, pengamatan
dapat dilakukan setiap waktu dan oleh siapa saja, sehingga ada orang yang
mengatakan bahwa pengamatan merupakan salah satu teknik penilaian yang
sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa. Namun, untuk
memperoleh hasil yang tepat (objektif), pengamatan perlu direncanakan sedemikian
rupa.[23] Pengamatan
dalam rangka kegiatan pelaksanaan program di TK dapat digunakan untuk menilai
berbagai aspek yang ada pada diri anak yang berkaitan dengan kegiatan
pelaksanaan program. Untuk itu, guru harus memiliki perincian yang jelas untuk
setiap kegiatan yang dilakukan.
2.
Unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan anak dalam melakukan sesuatu, misalnya praktek menyanyi,
olah raga, bermain peran, memperagakan seni, dan lain-lain.[24] Menurut
Herman Yosep Sunu Endrayanto, dkk, penilaian dengan unjuk kerja merupakan
penilaian yang meminta siswa mendemonstrasikan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang menghasilkan suatu bentuk produk atau kinerja tertentu.[25] Penilaian
unjuk kerja perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang diamati agar dapat dinilai.
Teknik penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau
format instrumen daftar cek atau skala penilaian.[26]
a.
Menggunakan daftar
chek.
Merupakan daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap
kejadian yang dianggap penting.[27] Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, ya-tidak, baik-tidak baik, dapat diamati dan tidak dapat diamati,
dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.[28]
Perhatikan contoh daftar penilaian bernyanyi dengan menggunakan daftar chek
dibawah ini.[29]
Nama
|
Aspek Yang Dinilai
|
|||||||
Berdiri tegak
|
memandang ke
arah hadirin
|
Intonasi baik
|
Mimik Baik
|
|||||
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
tidak
|
Ya
|
Tidak
|
|
Rosa
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
Ayu
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
|
√
|
Dewi
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
|
Juli
|
√
|
|
√
|
|
|
√
|
|
√
|
Rina
|
√
|
|
√
|
|
|
√
|
√
|
|
b.
Menggunakan
skala penilaian
Contoh
format penilaian bernyanyi dengan menggunakan skala penilaian
Aspek yang dinilai
|
Nama Siswa
|
|||||||||||
Fatin
|
Gita Gutawan
|
Rosa
|
||||||||||
*
|
**
|
***
|
****
|
*
|
**
|
***
|
****
|
*
|
**
|
***
|
****
|
|
Keberanian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdiri sempurna
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengucapan benar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hafal lagu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Irama/nada benar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mimik baik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Penilaian *,**,***, dan ****, menunjukkan tingkat perkembangan yang
diperoleh
* = Belum
Berkembang
** = Mulai Berkembang
*** = Berkembang Sesuai Harapan
**** = Berkembang Sangat Baik
3.
Hasil karya (Product)
Yang dimaksud dengan produk disini bukan hanya benda yang
dihasilkan dari sebuah kegiatan peserta didik, tetapi juga meliputi proses pembuatannya.[30] Maka
penilaian hasil karya merupakan penilaian kepada peserta didik dalam mengontrol
proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja
praktik atau kualitas estetika dari sesuatu yang mereka produksi.[31] Jadi,
yang dinilai dari hasil karya anak tidak hanya dari hasil akhir saja tetapi
juga dalam proses pembuatannya. Dalam pemaham yang lebih luas dikatakan hal itu
sebagai penilaian kepada siswa dalam mengontrol proses dan memanfaatkan atau
menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu.[32]
4.
Catatan Anekdot
(Anecdotal Record)
Catatan anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan (kumpulan
catatan) tentang gejala tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak
yang khusus, baik yang positif maupun yang negatif. Menurut A. Supratiknya,
catatan anekdot merupakan deskripsi atau catatan rekaman tentang
peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam situasi natural atau alamiah.[33] Catatan
anekdot cocok digunakan sebagai alat penilaian di TK. Alat ini berfungsi
sebagai alat bantu pencatatan hasil pengamatan. Catatan tersebut juga dapat
digunakan untuk mengetahui kreativitas anak baik yang bersifat positif maupun negatif,
kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan penilaian setiap akhir semester.[34] Perhatikan
format catatan anekdot di bawah ini.
Nama anak : Fatin
Kelompok : A2
Semester : II
(dua)
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Tanggal
|
Peristiwa
|
Komentar
|
2 Juni 2016
|
Ketika
Fatin mencoba menyanyi di depan kelas, tiba-tiba terhenti dan seketika
langsung menangis,…..
|
Fatin terhenti menangis karena grogi dan ditertawakan oleh
teman-temannya.
|
5.
Portofolio
Setiap anak dalam pembelajaran sesuai SKH biasanya akan
menghasilkan karya, misalnya dapat satu, dua, atau beberapa yang menggambarkan
taraf kompetensi yang telah dicapai seorang anak.[35] Selain
itu, ada juga catatan guru sebagai hasil pengamatan tentang anak, semua itu dapat
diarsipkan atau dikumpulkan dalam map atau lainnya. Arsip kumpulan tugas atau
hasil kerja siswa dan catatan guru dalam waktu tertentu, sebulan misalnya,
dilihat kembali.[36]
Guru bersama dengan anak mengambil waktu tertentu melihat kumpulan tugas anak.[37] Pada
saat itu guru dan anak membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh
anak sekaligus memilih mana yang akan disimpan atau diarsipkan terutama untuk
tugas yang sama atau hampir sama. Proses seperti itulah yang dimaksud dengan
penilaian menggunakan portofolio.[38] Jadi, penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan karya peserta didik yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.[39]
Ada pendapat lain menurut Popham, bahwa portofolio adalah pengumpulan
pekerjaan seseorang secara sistematis.[40] Berarti
dengan portofolio guru dapat mengoleksi karya seseorang berdasarkan aturan
tertentu. Misalnya mengoleksi hasil karya seni anak dalam menggambar, dan
sebagainya. Dalam bidang pendidikan, portofolio digunakan untuk mengumpulkan koleksi
karya anak selama mengikuti kegiatan pembelajaran.[41] Karya
ini meliputi karya berbagai hal dalam pembelajaran. Untuk aturan pengumpulannya
atau pengoleksiannya dapat ditetapkan oleh guru sendiri. Misalnya, dari segi
waktu selama satu caturwulan atau semester, setiap dimensi perkembangan, dan
lainnya.[42]
Karakteristik portofolio sebagai penilaian adalah: (a) Merupakan hasil karya
siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus-menerus dalam
usaha pencapaian kompetensi pembelajaran,[43]
(b) Mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan antara
siswa, (c) Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.[44]
(d) Mendorong anak untuk dapat menilai sendiri karyanya, [45] (e)
Bertujuan untuk peningkatan karya dan prestasinya.[46]
D.
Prosedur
Penilaian Perkembangan Seni Pada Anak Usia Dini
Dalam melakukan penilaian perkembangan seni pada anak usia dini ada
beberapa prosedur yang harus dilalui sebagaimana dalam prosedur penilaian
perkembangan yang lain yaitu: [47]
1.
Mengacu pada
kompetensi dan dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang
diperogramkan dalam RPPH.
2.
Mencatat semua
hasil perkembangan anak dengan menggunakan instrumen penilaian, seperti observasi,
unjuk kerja, hasil karya, dan melakukan pencatatan terhadap sikap dan perilaku
anak yang terjadi secara insidental pada format catatan anekdot.
3.
Merangkum semua
hasil perkembangan anak dan dipindahkan ke dalam format yang telah disiapkan,
baik harian, mingguan, maupun semesteran.
4.
Mengolah hasil
rangkuman selama satu semester menjadi bentuk laporan deskripsi secara singkat yang
meliputi tiga kompetensi yaitu, kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5.
Merumuskan deskripsi
secara objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua dalam
bentuk LPPA (Laporan Pencapaian Perkembangan Anak).
Adapun pola penulisan LPPA adalah sebagai berikut: (a) deskripsi
keistimewaan anak pada semua aspek. (b) deskripsi keberhasilan belajar anak.
(c) deskripsi tentang hal-hal yang penting dalam pengembangan diri anak
selanjutnya. (d) deskripsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan guru dan orang
tua dalam rangka pengembangan diri anak.
E.
Cara Pencatatan
Penilaian Perkembangan Seni Anak Usia Dini
Selama pembelajaran berlangsung, guru hendaklah mencatat berbagai
hal yang terjadi, baik berkaitan dengan program kegiatan maupun perkembangan
peserta didik, misalnya dalam perkembangan seni selama proses pembelajaran. Catatan
guru tersebut digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian. Setiap
semester, hasil laporan perkembangan
peserta didik dilaporkan kepada orang tuanya secara lisan dan tertulis berupa rapot dalam bentuk narasi.[48] Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
pelaporan hasil perkembangan peserta didik, yaitu: (1) merinci hasil belajar
atau perkembangan peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan
dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik. (2)
memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat. (3) menjamin orang
tua peserta didik mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah
dalam belajar.[49]
Conclution This Pape
Dari semua penjelasan di atas ada beberapa kesimpulan yang bisa
kita tarik sebagai bagian akhir dari makalah ini, diantaranya, bahwa aspek penting
yang perlu di perhatikan dalam pembelajaran seni anak usia dini adalah: (1), aspek eksplorasi, (2) ekspresi, dan (3) apresiasi.
Disamping itu, karena anak merupakan bagian dari makhluk estetis, maka pengembangan
motorik halus anak juga merupakan dasar untuk pengembangan kemampuan seni
mereka.
Ada beberapa teknik
penilaian perkembangan seni pada anak usia dini, diantaranya, observasi
(pengamatan), unjuk kerja, Hasil karya (Product), catatan anekdot, portofolio,
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Yus “ Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak
” (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
cetakan kedua 2012)
Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan kedua, 2005)
A. Supratiknya, Penilaian Hasil
Belajar Dengan Teknik Nontes (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2012)
Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010)
Asep Jihad & Abdul Haris,
Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008)
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian
Otentik Dalam Pembelajaran Bahasa (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2011)
Direktorat
Pembinaan TK dan SD, Jakarta: 2007
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013)
-------------, Implementasi Kurikulum
2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
-------------,
Manajemen PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012)
George R. Knight, Issues and Alternatives in Educational
Philosophy. Terj. Mahmud Arif, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Gama Media,
2007)
H. Asis Saefuddin, dkk, Pembelajaran
Efektif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015)
H. Martinis Yamin, Kiat
Membelajarkan Siswa (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013)
H. Mulyadi,
Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010)
Hamzah B. Uno, dkk, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,
2013)
Herman Yosep Sunu Endrayanto, dkk,
Penilaian Belajar Siswa di Sekolah
(Yogyakarta: Kanisius, 2014)
H. Rahmat Raharjo, Pengembangan dan
Inovasi Kurikulum (Yogyakarta: Baituna Publishing, 2012)
http//
Pengembangan Bidang Seni di TK
Imas Kurinasih, dkk, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &
Penerapan (Surabaya: Kata Pena, 2014)
Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD (Yogyakarta: Pinus
Book Publisher, 2010)
John W.
Santrock, Perkembangan Anak, edisi kesebelas, jilid satu (Jakarta: Erlangga,
2007)
John M. Ortiz, Nurturing Your Child with Music, Terj. Juni Prakoso,
Menumbuhkan Anak-Anak Yang Bahagia, Cerdas, dan Percaya Diri dengan Musik
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002)
Kunandar, Penilaian Autentik
Berdasarkan Kurikulum 2013 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013)
Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini
Lara, Fridani, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009)
Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, cetakan kelima, 2009)
Novan Ardy Wiyani, Desain
Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Oemar Hamalik, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Florence Beetlestone, Creative
Children, Imaginative Teaching, terj. Narulita Yusron, Strategi Pembelajaran
Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa (Bandung: Nusa Media, 2012)
Rosalia Emmy, Kumpulan Jurnal: Warna-Warni Kecerdasan Anak
(Yogyakarta: Kanisius, 2006)
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta:
Hikayat Publishing, 2005)
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan: Edisi kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Sudaryono, Pengantar Evaluasi
Pendidikan (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014)
Salinan Lampiran V Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak usia
dini TK/RA&SD/MI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan pertama
2011)
Warsono, dkk, Pembelajaran Aktif
Teori dan Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009)
[1] E. Mulyasa,
Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hlm. 74.
[2] Agus
Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 135.
Lihat pula Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 210.
[3] Salinan Lampiran V Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, hlm 1.
[4] Anita Yus,
Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
cetakan kedua 2012), hlm 3.
[5] George R.
Knight, Issues and Alternatives in Educational Philosophy. Terj. Mahmud Arif,
Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Gama Media, 2007), hlm. 54.
[6] http//
Pengembangan Bidang Seni di TK, diakses pada tanggal 20 Maret 2016
[7] Florence
Beetlestone, Creative Children, Imaginative Teaching, terj. Narulita Yusron,
Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa (Bandung: Nusa Media,
2012), hlm. 112.
[8] Direktorat Pembinaan TK dan SD, Jakarta: 2007, hlm. 5-6.
[9] E. Mulyasa,
Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Op,cit, hlm, 101.
[10] Slamet
Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Hikayat Publishing,
2005), hlm. 162-163.
[11] John M. Ortiz,
Nurturing Your Child with Music, Terj. Juni Prakoso, Menumbuhkan Anak-Anak Yang
Bahagia, Cerdas, dan Percaya Diri dengan Musik (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hlm. 98.
[12] Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007, hlm. 6 – 7.
[13] Rosalia Emmy,
Kumpulan Jurnal: Warna-Warni Kecerdasan Anak, Op,cit, hlm. 189.
[14] Iva Noorlaila,
Panduan Lengkap Mengajar PAUD (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010), hlm.
62.
[15] John W.
Santrock, Perkembangan Anak, edisi kesebelas, jilid satu (Jakarta: Erlangga,
2007), hlm. 216.
[16] Slamet
Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Op,cit, hlm. 164.
[17] Direktorat PembinaanTaman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,
2007, hlm. 13 – 14.
[18] Ibid, hlm.
17.
[19] Slamet
Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Op,cit, hlm. 163.
[20] Rosalia Emmy,
Kumpulan Jurnal: Warna-Warni Kecerdasan Anak (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm.
163.
[21]Lampiran
I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, hlm. 19.
[22] Novan Ardy
Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm.
195. Lihat pula Kunandar, Penilaian Autentik Berdasarkan Kurikulum 2013
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 117.
[23] Anita Yus,
Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, Op,cit, hlm. 74.
[24] Sudaryono,
Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014), hlm. 47.
[25] Herman Yosep
Sunu Endrayanto, dkk, Penilaian Belajar
Siswa di Sekolah (Yogyakarta: Kanisius, 2014), hlm. 119. Lihat pula
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Bahasa (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2011), hlm. 34.
[26] H. Mulyadi,
Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 93.
[27] Zaenal Arifin,
Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 164.
[28] Asep Jihad
& Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008),
hlm. 100.
[29] Ibid, hlm.
171.
[30] Suharsimi
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi kedua (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hlm. 247.
[31] H. Rahmat
Raharjo, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Yogyakarta: Baituna Publishing,
2012), hlm. 122.
[32] Masnur
Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, cetakan
kelima, 2009), hlm. 85.
[33] A.
Supratiknya, Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Nontes (Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma, 2012), hlm. 47.
[34] E. Mulyasa,
Manajemen PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 200.
[35] Masnur
Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…,hlm. 88.
[36] Abdul Majid,
dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya,
cetakan kedua, 2005), hlm. 192.
[37] E. Mulyasa,
Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 178.
[38] Anita Yus,
Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, Op,cit, hlm 90. Lihat pula H. Mulyadi,
Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 101-102.
[39] H. Asis
Saefuddin, dkk, Pembelajaran Efektif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hlm.
83.
[40] Warsono, dkk,
Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
282.
[41] Imas
Kurinasih, dkk, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan (Surabaya:
Kata Pena, 2014), hlm. 64.
[42]Anita Yus,
Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak…, hlm.128.
[43] H. Martinis
Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013), hlm.
260.
[44] Trianto,
Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak usia dini TK/RA&SD/MI
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan pertama 2011), hlm. 268.
[45] E. Mulyasa,
Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Op,cit, hlm. 179.
[46] E. Mulyasa,
Manajemen PAUD, Op,cit, hlm 204
[47] Lara dan
Fridani, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), hlm.1-4.
[48] E. Mulyasa,
Manajemen PAUD, Op,cit, hlm 160
[49] Hamzah B. Uno,
dkk, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 206.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar