Minggu, 06 November 2016

Asesmen Pendidikan Anak 
A.      Latar belakang
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak.[1] Penilaian hasil kegiatan belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau dan membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar siswa secara berkesinambungan.[2] Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan wali siswa dapat memperoleh informasi tentang capaian perkembangan untuk menggambarkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar, kurikulum berdasarkan kompetensi, dan pendekatan belajar berkelanjutan, penilaian proses dan hasil belajar memberi gambaran tentang tingkat pencapaian perkembangan anak yang diwujudkan dalam kompetensi sikap,  pengetahuan, dan keterampilan.[3]
Penilaian sebagai salah satu komponen kegiatan belajar/pembelajaran yang berfungsi memberikan informasi tentang kegiatan apa yang telah dilalui anak, bagaimana kegiatan tersebut telah dilakukan dan kegiatan apalagi yang mungkin akan dilakukan. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan ketercapaian setiap anak dalam mengikuti kegiatan pelaksanaan program dan keberhasilan dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan informasi tersebut, guru menentukan kegiatan belajar berikutnya baik untuk semua anak maupun untuk anak secara individu. Ini berarti, penilaian merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan komponen lainnya seperti langkah kegiatan, tema dan subtema kegiatan, media dan pelaksanaan program.[4]
Melihat begitu pentingnya komponen penilaian dalam kegiatan belajar bagi anak usia dini (TK/RA/KB), maka guru harus benar-benar mencermati komponen penilaian seperti halnya komponen kegiatan lainnya. Guru harus memahami konsep penilaian dalam kegiatan pelaksanaan program. Guru juga harus dapat menetapkan kapan saat yang tepat untuk melaksanakan penilaian, bagaimana caranya, dan alat apa yang paling tepat digunakan untuk melakukan penilaian. Maka dalam makalah ini akan diuraikan mengenai bagaimana cara penilaian perkembangan seni pada anak usia dini.
B.       Rumusan masalah
Untuk rumusan masalah dengan judul Penilaian Perkembangan Seni Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:  
1.    Bagaimanakah gambaran sekilas tentang pentingnya pengembangan bidang seni di TK ?
2.    Apa saja aspek penting dalam pembelajaran seni di TK ?
3.    Bagaimana peran motorik halus dalam pengembangan keterampilan seni pada anak ?
4.    Bagaimana pengembangan pembelajaran seni di TK ?
5.    Bagaimana gambaran tingkat pencapaian perkembangan seni AUD ?
6.    Bagaimana teknik penilaian perkembangan seni pada AUD ?
7.    Bagaimana prosedur penilaian perkembangan seni pada AUD ?
8.    Bagaimana cara pencatatan penilaian perkembangan seni AUD ?
C.       Tujuan penulisan
1.    Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran sekilas tentang pentingnya pengembangan bidang seni di TK.
2.    Untuk mengetahui apa saja aspek penting dalam pembelajaran seni di TK.
3.    Untuk mengetahui bagaimana peran motorik halus dalam pengembangan keterampilan seni pada anak.
4.    Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pembelajaran seni di TK.
5.    Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pencapaian perkembangan seni AUD.
6.    Untuk mengetahui bagaimana teknik penilaian perkembangan seni pada AUD.
7.    Untuk mengetahui bagaimana prosedur penilaian perkembangan seni pada AUD.
8.    Untuk mengetahui bagaimana cara pencatatan penilaian perkembangan seni AUD.









Deskripsi Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini
A.      Pentingnya Pengembangan Bidang Seni di TK
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk estetis, makhluk yang mempunyai perasaan dan kemampuan untuk menghayati keindahan dengan perasaan yang dimiliki.[5] Demikian juga anak usia prasekolah, mempunyai kemampuan menghayati dan merespon berbagai hal yang dialami dan dihadapi dengan perasaannya dengan caranya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kemampuan sebagaimana digambarkan di atas tidak langsung dimiliki oleh anak sebagai kemampuan yang tinggal menerapkan melainkan diperoleh melalui  belajar  dari lingkungannya.[6]
Atas dasar paparan di atas itulah maka upaya pengembangan kemampuan anak sebagai makhluk estetis harus dilakukan. Untuk itu proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan penuh kepada para peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya sebagai makhluk estetis dan mengekspresikannya dalam berbagai cara dan media kreatif. Untuk perkembangan estetika anak usia dini akan berjalan beriringan dengan skil-skil teknis mereka.[7]
B.       Aspek Penting Dalam Pembelajaran Seni di TK
Pembelajaran seni dan kreativitas sangat menekankan pada aspek eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi pada anak usia dini. [8]
1.    Eksplorasi
Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak.[9] Pengembangan kemampuan bereksplorasi pada anak Taman Kanak-kanak dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a.         Agar anak dapat melakukan observasi, mengeksplorasi alam semesta dan diri manusia.
b.         Agar anak dapat mengeksplorasi elemen-elemen dari seni dan musik.
c.         Agar anak dapat mengeksplorasi tubuh  mereka  apakah sanggup dalam mengerjakan sesuatu, dan lain-lain.
Pengembangan kemampuan bereksplorasi dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:[10]
1.         Melihat lingkungan dan bagian-bagiannya.
2.         Menggambar objek tertentu berdasarkan observasi yang dilakukannya.
3.         Memperhatikan dan menggunakan jenis garis, warna, bentuk, dan bagian-bagian untuk membuat gambar.
4.         Mengatur tinggi/rendah, cepat/lambat, keras/pelan pada vokal pembicaraan atau lagu.
5.         Menyadari akan perasaan hati dan ide yang digambarkan melalui objek, gambar, dan musik.
6.         Mengeksplorasi suara dengan instrument yang berbeda dan benda-benda yang lain.
7.         Menunjukkan ketertarikannya pada bunyi musik instrumental.
8.         Tanggap terhadap ritme, melodi, bunyi, dan bentuk musik melalui gerak yang kreatif, seperti tari dan drama.
2.    Ekspresi.
Kemampuan berekspresi anak usia prasekolah harus dilakukan dengan tujuan:
a.         Agar anak dapat mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalamannya menggunakan jenis media musik dan gerak.
b.         Agar anak mengalami peningkatkan dalam rasa percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri.[11]
Pengembangan kemampuan berekspresi dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan tindakan-tindakan antara lain sebagai berikut.[12]
1.         Mengekspresikan apa yang mereka lihat, pikirkan, dan rasakan tentang ragam seni.
2.         Membangun pemahaman dan pengalaman mereka dari dunia mereka melalui seni.
3.         Mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menggambar.
4.         Menggunakan materi lunak untuk model dan gambar objek.
5.         Bernyanyi   lagu sederhana.
6.         Mengeksplorasi jenis gerak tubuh dan ekspresi dengan drama.
3.    Apresiasi.
Kemampuan apresiasi harus dikembangkan, dengan tujuan agar anak dapat menilai dan menghargai pengalaman berkesenian dan karya seni mereka. Kegiatan-kegitan yang dapat dilakukan berkenaaan dengan pencapaian tujuan tersebut antara lain dengan menyajikan berbagai hasil karya dan pertunjukkan kesenian  seperti seni, musik,  tari, lukis, atau bidang seni lainnya kepada anak disertai dengan penjelasan-penjelasannya.[13]
C.       Peran Motorik Halus Dalam Pengembangan Keterampilan Seni Pada Anak
Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil.[14] Atau ada juga yang memaknainya sebagai keterampilan motorik yang melibatkan gerakan yang yang lebih diatur dengan halus.[15] Berkaitan dengan itu, maka perkembangan kemampuan seni anak tidak terlepas dari kemampuan motorik halusnya.[16] Kemampuan anak dalam menggambar, menari, memainkan alat musik, sulit untuk berkembang jika anak mengalami masalah berkenaan dengan perkembangan motorik halusnya. Oleh karena itu, bisa dinyatakan bahwa pengembangan motorik halus anak merupakan dasar untuk pengembangan kemampuan seni anak. Ada beberapa prinsip berkenaan dengan pengembangan motorik halus anak usia TK dalam kaitannya dengan keterampilan seninya, yaitu:[17]
1.         Memberikan kebebasan ekspresi pada anak.
2.         Melakukan pengaturan waktu, tempat, dan media agar dapat merangsang anak untuk menjadi kreatif.
3.         Memberikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.
4.         Menumbuhkan keberanian anak dengan menghindari pemberian petunjuk yang menghambat inisiatif anak.
5.         Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan tarap perkembangnnya.
6.          Menciptakan suasana yang dapat membuat anak merasa senang.
7.         Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap semua kegiatan yang dilakukan anak. 
D.      Pengembangan Pembelajaran Seni di TK
Pengembangan pembelajaran seni di Taman Kanak-kanak merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Ada 7 fungsi dari pengembangan seni untuk anak, yaitu:[18]
1.         Melatih ketelitian dan kerapian anak
2.         Mengembangkan fantasi dan kreativitas anak
3.         Melatih motorik halus anak.[19]
4.         Memupuk pengamatan, pendengaran, dan daya cipta anak
5.         Mengembangkan perasaan estetika, dan menghargai hasil karya anak lain
6.         Mengembangkan imajinasi anak dan dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri.[20]
7.         Mengenalkan cara mengekspresikan diri dengan menggunakan teknik yang telah dikuasai oleh anak.
E.       Gambaran Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni AUD
Standar Isi Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni Anak Usia Dini.[21]

Lingkup Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 3 bulan
Usia 3-6 bulan
Usia 6-9 bulan
Usia 9-12 bulan
Seni
A.  Mampu
membedakan antara
bunyi dan
suara

Menoleh pada berbagai suara musik atau bunyi-bunyian dengan irama
teratur


Mendengarkan
berbagai jenis
musik atau
bunyi-bunyian
dengan irama
yang teratur.

Melakukan tepuk tangan sederhana
dengan irama
tertentu.


Menggerakkan
tubuh ketika
mendengarkan
musik.
Memainkan alat permainan yang mengeluarkan bunyi



Menjatuhkan benda untuk didengar
suaranya

Tertarik dengan
mainan yang
mengeluarkan bunyi
B.  Tertarik
dengan
suara atau
musik.

Mendengar, menoleh,atau memperhatikan musik atau suara dari
pembicaraan orang tua/orang di sekitarnya.
Memperhatikan
orang berbicara.
Anak tertawa ketika
diperlihatkan stimulus yang lucu/aneh.
Memukul benda dengan irama teratur.
Memalingkan
kepala mengikuti
suara orang.
Merespon bunyi atau
suara dengan gerakan
tubuh(misal:bergoyang-goyang) dengan ekspresi wajah yang sesuai
Bersuara mengikuti
irama musik atau lagu


Memperhatikan
jika didengarkan
irama lagu dari
mainan yang bersuara.


Melihat obyek yang
diatasnya


Mengikuti irama
lagu dengan
suaranya secara
sederhana.
Mengamati obyek
yang berbunyi di
sekitanya.
C.  Tertarik
dengan
berbagai
macam
karya seni

Melihat ke gambar atau
benda yang ditunjukkan 30
cm dari wajahnya
Menoleh atau
memalingkan wajah secara spontan ketika ditunjukkan
foto/gambar/cermin
dan berusaha menyentuh
Berusaha memegang
benda, alat tulis yang diletakkan dihadapannya
Mencoret di atas media
(misal: kertas, tembok)




Lingkup Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 12-18 bulan
Usia 18-24 bulan
Seni
A.  Anak mampu
membedakan
antara bunyi
dan suara

Bisa menyanyikan lagu hanya kata terakhir (misalnya,“burung kakak
...” anak hanya menyebutkan kata “tua”).

Anak mengenali musik dari program audio
visual yang disukai (radio, TV, komputer,
laptop).
Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama.
Merespon berbagai macam suara orang terdekat, musik, atau lagu dengan menggoyangkan badan.
Secara berulang bermain dengan alat permainan yang mengeluarkan suara.
 Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu.

Mengetahui suara binatang.
Paham adanya perbedaan
suara/bahasa orang di sekitarnya
(terutama ibu dan orang terdekatnya).
B.  Tertarik dengan
musik, lagu,atau nada bicara


Menirukan bunyi, suara, atau musik dengan irama yang teratur


Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan birama.
Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu
balonku, bintang kecil, burung kakak tua).
Meniru suara binatang.
Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah
C.  Tertarik dengan karya seni dan mencoba membuat suatu gerakan yang menimbulkan bunyi
Mencoret – coret.
Menggambar dari beberapa garis.
Mengusap dengan tangan pada kertas/kain dengan menggunakan berbagai media (misal, media bubur aci berwarna, cat air)

Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk
bulat atau lonjong) dari plastisin.
Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model.
Bertepuk tangan dengan pola sederhana
Lingkup perkembangan
Usia 2-3 tahun

Usia 3-4 tahun
Seni
A.  Anak mampu
membedakan antara bunyi dan
suara.


Memperhatikan dan mengenali suara
yang bernyanyi atau berbicara

Mengenali berbagai macam suara dari kendaraan.
Meminta untuk diperdengarkan lagu favorit secara berulang
B.  Tertarik dengan
kegiatan musik,
gerakan orang,
hewan maupun
tumbuhan

Menyanyi sampai tuntas dengan irama yang benar (nyanyian pendek atau 4 bait).
Mendengarkan atau menyanyikan lagu.
Menggerakkan tubuh sesuai irama.

Menyanyikan lebih dari 3 lagu dengan irama yang yang benar sampai tuntas (nyanyian pendek
atau 4 bait).
Bertepuk tangan sesuai irama musik.
Meniru aktivitas orang baik secara langsung maupun melalui media. (misal, cara minum/cara bicara/perilaku seperti ibu).
Bertepuk tangan dengan pola yang berirama (misalnya bertepuk tangan sambil mengikuti irama nyanyian)
Bersama teman-teman menyanyikan lagu.
Bernyanyi mengikuti irama dengan bertepuk tangan atau menghentakkan kaki.
Meniru gerakan berbagai binatang.
Paham bila orang terdekatnya (ibu) menegur.
Mencontoh gerakan orang lain.
Bertepuk tangan sesuai irama
Lingkup perkembangan
Usia 4-5 tahun
Usia 5-6 tahun
Seni
A.  Anak mampu menikmati berbagai alunan lagu atau suara
Senang mendengarkan berbagai macam musik atau lagu kesukaannya.
Anak bersenandung atau bernyanyi sambil mengerjakan sesuatu.

Memainkan alat musik/instrumen/benda yang dapat membentuk irama yang teratur
Memainkan alat musik/instrumen/benda
bersama teman
B.  Tertarik dengan
kegiatan seni

Memilih jenis lagu yang disukai.
Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar.
Bernyanyi sendiri.
Menggunakan berbagai macam alat musik
tradisional maupun alat musik lain untuk menirukan suatu irama atau lagutertentu.
Menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah peran
Membedakan peran fantasi dan kenyataan.
Bermain drama sederhana.
Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam.
Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam
Melukis dengan berbagai cara dan objek.
Membuat karya seperti bentuk
sesungguhnya dengan berbagai bahan (kertas, plastisin, balok, dll)
menceritakan suatu cerita.

Mengekspresikan gerakan dengan irama yang bervariasi.
Menggambar objek di sekitarnya.
Membentuk berdasarkan objek yang dilihatnya (missal, dengan plastisin,tanah liat)

C.       Teknik Penilaian Perkembangan Seni Pada Anak Usia Dini
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan seni anak usia dini. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan perkembangan dan pertumbuhan anak dalam seni yang mana hal itu merujuk kepada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh anak. Diantara teknik penilaiannya adalah:   
1.    Observasi (pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan alat indra atau secara langsung dengan cara mengamati kegiatan peserta didik.[22] Dalam rangka penilaian perkembangan seni pada anak usia dini, observasi bisa dilakukan dengan bantuan pencatatan secara sistematik gejala-gejala tingkah laku yang tampak dalam perkembangan seni pada anak usia dini. Pada dasarnya, pengamatan dapat dilakukan setiap waktu dan oleh siapa saja, sehingga ada orang yang mengatakan bahwa pengamatan merupakan salah satu teknik penilaian yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa. Namun, untuk memperoleh hasil yang tepat (objektif), pengamatan perlu direncanakan sedemikian rupa.[23] Pengamatan dalam rangka kegiatan pelaksanaan program di TK dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek yang ada pada diri anak yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan program. Untuk itu, guru harus memiliki perincian yang jelas untuk setiap kegiatan yang dilakukan.
2.    Unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan anak dalam melakukan sesuatu, misalnya praktek menyanyi, olah raga, bermain peran, memperagakan seni, dan lain-lain.[24] Menurut Herman Yosep Sunu Endrayanto, dkk, penilaian dengan unjuk kerja merupakan penilaian yang meminta siswa mendemonstrasikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang menghasilkan suatu bentuk produk atau kinerja tertentu.[25] Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang diamati agar dapat dinilai. Teknik penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau format instrumen daftar cek atau skala penilaian.[26]
a.         Menggunakan daftar chek.
Merupakan daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang dianggap penting.[27] Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, ya-tidak, baik-tidak baik, dapat diamati dan tidak dapat diamati, dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.[28] Perhatikan contoh daftar penilaian bernyanyi dengan menggunakan daftar chek dibawah ini.[29]


Nama
Aspek Yang Dinilai
Berdiri tegak
memandang ke
arah hadirin
Intonasi baik
Mimik Baik
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
tidak
Ya
Tidak
Rosa




Ayu




Dewi




Juli




Rina





b.         Menggunakan skala penilaian
Contoh format penilaian bernyanyi dengan menggunakan skala penilaian

Aspek yang dinilai
Nama Siswa
Fatin
Gita Gutawan
Rosa
*
**
***
****
*
**
***
****
*
**
***
****
Keberanian












Berdiri sempurna












Pengucapan benar












Hafal lagu












Irama/nada benar












Mimik baik













Keterangan:  
Penilaian *,**,***, dan ****, menunjukkan tingkat perkembangan yang diperoleh
*       =   Belum Berkembang
**     =  Mulai Berkembang
***   =  Berkembang Sesuai Harapan
**** =  Berkembang Sangat Baik
3.    Hasil karya (Product)
Yang dimaksud dengan produk disini bukan hanya benda yang dihasilkan dari sebuah kegiatan peserta didik, tetapi juga meliputi proses pembuatannya.[30] Maka penilaian hasil karya merupakan penilaian kepada peserta didik dalam mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetika dari sesuatu yang mereka produksi.[31] Jadi, yang dinilai dari hasil karya anak tidak hanya dari hasil akhir saja tetapi juga dalam proses pembuatannya. Dalam pemaham yang lebih luas dikatakan hal itu sebagai penilaian kepada siswa dalam mengontrol proses dan memanfaatkan atau menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu.[32]
4.    Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Catatan anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan (kumpulan catatan) tentang gejala tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak yang khusus, baik yang positif maupun yang negatif. Menurut A. Supratiknya, catatan anekdot merupakan deskripsi atau catatan rekaman tentang peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam situasi natural atau alamiah.[33] Catatan anekdot cocok digunakan sebagai alat penilaian di TK. Alat ini berfungsi sebagai alat bantu pencatatan hasil pengamatan. Catatan tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui kreativitas anak baik yang bersifat positif maupun negatif, kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan penilaian setiap akhir semester.[34] Perhatikan format catatan anekdot di bawah ini.
Nama anak          :  Fatin
Kelompok            : A2
Semester              : II (dua)
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Tanggal
Peristiwa
Komentar

2 Juni 2016
Ketika Fatin mencoba menyanyi di depan kelas, tiba-tiba terhenti dan seketika langsung menangis,…..
Fatin terhenti menangis karena grogi dan ditertawakan oleh teman-temannya.

5.    Portofolio
Setiap anak dalam pembelajaran sesuai SKH biasanya akan menghasilkan karya, misalnya dapat satu, dua, atau beberapa yang menggambarkan taraf kompetensi yang telah dicapai seorang anak.[35] Selain itu, ada juga catatan guru sebagai hasil pengamatan tentang anak, semua itu dapat diarsipkan atau dikumpulkan dalam map atau lainnya. Arsip kumpulan tugas atau hasil kerja siswa dan catatan guru dalam waktu tertentu, sebulan misalnya, dilihat kembali.[36] Guru bersama dengan anak mengambil waktu tertentu melihat kumpulan tugas anak.[37] Pada saat itu guru dan anak membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh anak sekaligus memilih mana yang akan disimpan atau diarsipkan terutama untuk tugas yang sama atau hampir sama. Proses seperti itulah yang dimaksud dengan penilaian menggunakan portofolio.[38]  Jadi, penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan karya peserta didik yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.[39]
Ada pendapat lain menurut Popham, bahwa portofolio adalah pengumpulan pekerjaan seseorang secara sistematis.[40] Berarti dengan portofolio guru dapat mengoleksi karya seseorang berdasarkan aturan tertentu. Misalnya mengoleksi hasil karya seni anak dalam menggambar, dan sebagainya. Dalam bidang pendidikan, portofolio digunakan untuk mengumpulkan koleksi karya anak selama mengikuti kegiatan pembelajaran.[41] Karya ini meliputi karya berbagai hal dalam pembelajaran. Untuk aturan pengumpulannya atau pengoleksiannya dapat ditetapkan oleh guru sendiri. Misalnya, dari segi waktu selama satu caturwulan atau semester, setiap dimensi perkembangan, dan lainnya.[42] Karakteristik portofolio sebagai penilaian adalah: (a) Merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus-menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran,[43] (b) Mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan antara siswa, (c) Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.[44] (d) Mendorong anak untuk dapat menilai sendiri karyanya, [45] (e) Bertujuan untuk peningkatan karya dan prestasinya.[46]
D.      Prosedur Penilaian Perkembangan Seni Pada Anak Usia Dini
Dalam melakukan penilaian perkembangan seni pada anak usia dini ada beberapa prosedur yang harus dilalui sebagaimana dalam prosedur penilaian perkembangan yang lain yaitu: [47]
1.    Mengacu pada kompetensi dan dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang diperogramkan dalam RPPH.
2.    Mencatat semua hasil perkembangan anak dengan menggunakan instrumen penilaian, seperti observasi, unjuk kerja, hasil karya, dan melakukan pencatatan terhadap sikap dan perilaku anak yang terjadi secara insidental pada format catatan anekdot.
3.    Merangkum semua hasil perkembangan anak dan dipindahkan ke dalam format yang telah disiapkan, baik harian, mingguan, maupun semesteran.
4.    Mengolah hasil rangkuman selama satu semester menjadi bentuk laporan deskripsi secara singkat yang meliputi tiga kompetensi yaitu, kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5.    Merumuskan deskripsi secara objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua dalam bentuk LPPA (Laporan Pencapaian Perkembangan Anak).
Adapun pola penulisan LPPA adalah sebagai berikut: (a) deskripsi keistimewaan anak pada semua aspek. (b) deskripsi keberhasilan belajar anak. (c) deskripsi tentang hal-hal yang penting dalam pengembangan diri anak selanjutnya. (d) deskripsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan guru dan orang tua dalam rangka pengembangan diri anak.
E.       Cara Pencatatan Penilaian Perkembangan Seni Anak Usia Dini
Selama pembelajaran berlangsung, guru hendaklah mencatat berbagai hal yang terjadi, baik berkaitan dengan program kegiatan maupun perkembangan peserta didik, misalnya dalam perkembangan seni selama proses pembelajaran. Catatan guru tersebut digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian. Setiap semester, hasil  laporan perkembangan peserta didik dilaporkan kepada orang tuanya secara lisan dan tertulis  berupa rapot dalam bentuk narasi.[48]  Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika pelaporan hasil perkembangan peserta didik, yaitu: (1) merinci hasil belajar atau perkembangan peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik. (2) memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat. (3) menjamin orang tua peserta didik mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar.[49]





















Conclution  This Pape
Dari semua penjelasan di atas ada beberapa kesimpulan yang bisa kita tarik sebagai bagian akhir dari makalah ini, diantaranya, bahwa aspek penting yang perlu di perhatikan dalam pembelajaran seni anak usia dini adalah: (1), aspek eksplorasi, (2) ekspresi, dan (3) apresiasi. Disamping itu, karena anak merupakan bagian dari makhluk estetis, maka pengembangan motorik halus anak juga merupakan dasar untuk pengembangan kemampuan seni mereka.
Ada beberapa teknik penilaian perkembangan seni pada anak usia dini, diantaranya, observasi (pengamatan), unjuk kerja, Hasil karya (Product), catatan anekdot, portofolio, dan lain-lain.
















DAFTAR PUSTAKA
Anita Yus “ Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak ”  (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan kedua 2012)
Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan kedua, 2005)
A. Supratiknya, Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Nontes (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2012)
Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Asep Jihad & Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008)
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Bahasa (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011)
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Jakarta: 2007
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)
-------------, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
-------------, Manajemen PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012)
George R. Knight, Issues and Alternatives in Educational Philosophy. Terj. Mahmud Arif, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Gama Media, 2007)
H. Asis Saefuddin, dkk, Pembelajaran Efektif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015)
H. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013)
H. Mulyadi, Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010)
Hamzah B. Uno, dkk, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
Herman Yosep Sunu Endrayanto, dkk, Penilaian Belajar  Siswa di Sekolah (Yogyakarta: Kanisius, 2014)
H. Rahmat Raharjo, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Yogyakarta: Baituna Publishing, 2012)
http// Pengembangan Bidang Seni di TK
Imas Kurinasih, dkk, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan (Surabaya: Kata Pena, 2014)
Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010)
John W. Santrock, Perkembangan Anak, edisi kesebelas, jilid satu (Jakarta: Erlangga, 2007)
John M. Ortiz, Nurturing Your Child with Music, Terj. Juni Prakoso, Menumbuhkan Anak-Anak Yang Bahagia, Cerdas, dan Percaya Diri dengan Musik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002)
Kunandar, Penilaian Autentik Berdasarkan Kurikulum 2013 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013)
Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Lara, Fridani, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009)
Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, cetakan kelima, 2009)
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Florence Beetlestone, Creative Children, Imaginative Teaching, terj. Narulita Yusron, Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa (Bandung: Nusa Media, 2012)
Rosalia Emmy, Kumpulan Jurnal: Warna-Warni Kecerdasan Anak (Yogyakarta: Kanisius, 2006)
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005)
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014)
Salinan Lampiran V Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak usia dini TK/RA&SD/MI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan pertama 2011)
Warsono, dkk, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009)






[1] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 74.
[2] Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 135. Lihat pula Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 210.
[3]  Salinan Lampiran V Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, hlm 1.
[4] Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak  (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan kedua 2012), hlm 3.
[5] George R. Knight, Issues and Alternatives in Educational Philosophy. Terj. Mahmud Arif, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Gama Media, 2007), hlm. 54.
[6] http// Pengembangan Bidang Seni di TK, diakses pada tanggal 20 Maret 2016
[7] Florence Beetlestone, Creative Children, Imaginative Teaching, terj. Narulita Yusron, Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa (Bandung: Nusa Media, 2012), hlm. 112.
[8] Direktorat Pembinaan TK dan SD, Jakarta: 2007, hlm. 5-6.
[9] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Op,cit, hlm, 101.
[10] Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), hlm. 162-163.
[11] John M. Ortiz, Nurturing Your Child with Music, Terj. Juni Prakoso, Menumbuhkan Anak-Anak Yang Bahagia, Cerdas, dan Percaya Diri dengan Musik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 98.
[12] Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007, hlm. 6 – 7.
[13] Rosalia Emmy, Kumpulan Jurnal: Warna-Warni Kecerdasan Anak, Op,cit, hlm. 189.
[14] Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010), hlm. 62.
[15] John W. Santrock, Perkembangan Anak, edisi kesebelas, jilid satu (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 216.
[16] Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Op,cit, hlm. 164.
[17] Direktorat PembinaanTaman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, 2007, hlm. 13 – 14.
[18] Ibid, hlm. 17. 
[19] Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Op,cit, hlm. 163.
[20] Rosalia Emmy, Kumpulan Jurnal: Warna-Warni Kecerdasan Anak (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 163.
[21]Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, hlm. 19.
[22] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 195. Lihat pula Kunandar, Penilaian Autentik Berdasarkan Kurikulum 2013 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 117.
[23] Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, Op,cit, hlm. 74.
[24] Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014), hlm. 47.
[25] Herman Yosep Sunu Endrayanto, dkk, Penilaian Belajar  Siswa di Sekolah (Yogyakarta: Kanisius, 2014), hlm. 119. Lihat pula Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Bahasa (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), hlm. 34.
[26] H. Mulyadi, Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 93.
[27] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 164.
[28] Asep Jihad & Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), hlm. 100.
[29] Ibid, hlm. 171.
[30] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 247.
[31] H. Rahmat Raharjo, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Yogyakarta: Baituna Publishing, 2012), hlm. 122.
[32] Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, cetakan kelima, 2009), hlm. 85.
[33] A. Supratiknya, Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Nontes (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2012), hlm. 47.
[34] E. Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 200.
[35] Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…,hlm. 88.
[36] Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan kedua, 2005), hlm. 192.
[37] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 178. 
[38] Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak,  Op,cit, hlm 90. Lihat pula H. Mulyadi, Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 101-102.
[39] H. Asis Saefuddin, dkk, Pembelajaran Efektif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 83.
[40] Warsono, dkk, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 282.
[41] Imas Kurinasih, dkk, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan (Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm. 64.
[42]Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak…, hlm.128. 
[43] H. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013), hlm. 260.
[44] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak usia dini TK/RA&SD/MI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan pertama 2011), hlm. 268.
[45] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Op,cit, hlm. 179.
[46] E. Mulyasa, Manajemen PAUD, Op,cit, hlm 204
[47] Lara dan Fridani, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm.1-4.
[48] E. Mulyasa, Manajemen PAUD,  Op,cit, hlm 160
[49] Hamzah B. Uno, dkk, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 206. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar